menulis dengan jernih

  • Cinta tak Lantas Jodohmu

    Amel langsung senyap. Tak ada suara dari mulutnya. Tiba-tiba kudengar ia sesunggukan. Kuangkat kepala. Oh Tuhan. Kok dia yang malah menangis? Meskipun diriku lelaki, tetapi soal patah hati, lelaki juga punya hak yang sama untuk menangis bukan?

  • Pengasuh Anak Kami

    Aku dan suami akhirnya memutuskan mengambil pembantu yang dapat mengasuh anak ketika kami sedang sama-sama bekerja. Dari info seorang teman, kami dapat pengasuh yang cocok. Usianya masih muda, sekitar sekitar 20 tahunan. Namanya Ipah.

  • Dear Mantan

    Rasaku padamu. Saat melihatmu kembali. Telingaku bisa sekali lagi mencecap rindu, di sela-sela suaramu. Tubuhmu. Juga bau parfum yang semerbak dari busanamu. Tetap sebagaimana yang dahulu itu. Membuat gerbang silam lebar terbuka.

  • Salam Ala Kucing

    Aneh juga. Masak kucing bisa mengucap salam? Tetapi begitulah adanya. Kucing juga makhluk yang punya rasa sosial. Jika terlihat pendatang baru, mereka saling uluk salam. Kulunuwum sek rek...

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

4.07.2023

Kemayoran

 Di bulan Ramadhan, masjid-masjid jauh lebih ramai dan semarak dari bulan-bulan lainnya. Salah satu masjid yang menjadi jujugan masyarakat kota surabaya adalah masjid Kemayoran.

Masjid yang memiliki nama resmi Masjid Roudhotul Musyawarah ini, selalu ramai oleh umat. Menurut Haji Abdullah Hasan, pengurus Yayasan bidang peribadatan, setiap harinya, Takmir menyediakan menu berbuka 700 hingga 1000 porsi.

Salah seorang warga yang rutin berbuka di masjid Kemayoran adalah Hasyim Wijaya. Di antara daya tarik ia berbuka di masjid ini adalah kajian keagamaan sebelum datang waktu berbuka. 

Share:

4.04.2023

Pangdam

 Untuk kesekian, Yayasan Bakti Persatuan, Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa Jawa Timur dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya, membagikan 1000 paket sembako untuk yatim dan dhuafa di halaman Masjid Cheng Hoo Surabaya, Kamis 6 April 2023. 

Baksos kali ini terasa istimewa oleh kedatangan tamu terhormat, Mayjen TNI Farid Makruf, M.A, Pangdam 5 Brawijaya.

Dalam sambutannya, Mayjen TNI Farid Makruf, M.A mengapresiasi kegiatan baksos yang rutin diadakan tahunan oleh Yayasan Bakti Persatuan. Ia berharap kegiatan positif tersebut bisa terus dilanjutkan. 

Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia, haji Abdullah Nurawi mengucapkan terima kasih atas kehadiran Mayjen TNI Farid Makruf, M.A ke acara baksos di Masjid Cheng Hoo

Hermawan Santoso, Ketua Yayasan Bakti Persatuan, mengatakan, dalam menyelenggarakan baksos untuk 1000 anak-anak yatim dan dhuafa, pihaknya tidak berjalan sendiri. Tetapi didukung oleh banyak pihak, terutama para pengusaha Tionghoa. 

Share:

5.30.2020

Resonanse Gempa

 

            Gempa lagi. Gempa lagi. Oh Gempa lagi. Berapa banyak lagi umat manusia yang mati. Rintih nestapa di mana-mana. Di sini, aku mengelus dada. Semua tempat telah disinggahi bencana itu. Orang-orang jelata lagi. Nun di sana, tempat di mana orang-orang elit berdiam, masih seperti itu. Aman-aman saja. Di Jakarta, hiruk pikuk gelontor uang demi kepuasan kekuasaan sedang meliuk dan menari-nari.

Kadang terlintas pikiran semacam ini, kapan Jakarta digilirkan? Kapan, pusat-pusat korupsi, Kolusi, dan nepotisme terhantam gempuran gempa? Orang-orang di sana, masih gagah berdiri dengan keangkuhan terkuatnya. Seakan, di dunia ini, semua kuasa ada digenggamannya. Seakan, tak satu pun yang bisa menggoyang keberadaan polah mereka.

 “Jangan berpikir begitu,” sesuara mendadak tersimak. “gempa mereka beda lagi. Gempanya, adalah gempa batin. Gempa pikiran, gempa kehidupan. Gempa perasaan. Itu lebih memilukan ketimbang gempa lahir. Mereka-mereka, setiap detik kehidupannya tak kunjung mengecap nikmatnya kehidupan, saking sibuknya gempa yang mereka alami. Ah, kau tentu tidak tahu, bahwa para korban itu sedang dibantu Tuhan, bangkit dari keterpurukannya. Dengan badai kehilangan, mereka yang selama ini dianiaya penguasa, seketika dikobarkan semangat juangnya segera bangun tanpa bantuan, selain bantuan-Nya. Jangan dipikir pake akal sampean yang matematis gitu!.”

 “Sampean mengharap gempa di Jakarta ya? Kan ngesakno sing ra melu-melu” ah, ini suara temen sebelahku. Sejak tadi, nguping tulisan ini. Terus terang, aku merasa sangat terganggu.

            “Hehehe, loh merasa terganggu tah?”

            Welah. Begitulah, menulis diintip orang, emang banyak ujiannya. Mesti sing sabar wae.        “Mas, mbok diterusno tulisane kuwi!”

            “Loh, suka-sukaku. Kamu minggat ae kono. Jok, cidek-cidek aku!” kataku menyemprot.

            “Masak ada kata-kata pake semprotan? Bahasane keliru mas!”

            Busyet, ni orang. Usil sekali sih. Aku ini editor, tahu segala jenis kesalahan bahasa. Nggak perlu digurui.

            “Aku ini editor, tau!” akhirnya, aku membentaknya, muangkel.

           

            “Wuahaha! Wuahaha!! Editor kok diedit! Pulang lagi ke kampusmu, belajar lagi sana! Wuahaha…”

            Ini lagi, datang orang satu lagi. Bertambah pengacaunya. Sial. Ini sih, bencana kecil-kecilan. Halah, cuekin aja. Beberapa saat, datang manusia satu lagi. Ini dia, kawan lay-outku.

            “Apa ada kabar baik?” tanyaku spontan. Dia mesam-mesem.

            “Ada, tapi kabar yang nggak enak..” cetusnya sambil duduk.

            “Hei, ini sudah seminggu, bro!”

            “Telpon sendiri sana ke bagian keuangan!”

            Ini soal darurat. Hidup dan mati. Langsung saja kutelpon.

            “Mas, gajinya belum bisa turun. Tunggu, dua minggu lagi. Laporan belum masuk semua soale,” Sahut suara di sebrang lantai bawah.

Aku tertunduk nelongso. Ternyata, gempa itu tidak cuma satu jenis. Batin jika terkena gempa, juga bisa bikin berantakan yang juga tampak melalui mata batin.

            “Yang paling menakutkan dan menyeramkan itu.. bukan matinya fisik. Tetapi, kala matinya hati. Itulah gempa yang sesungguhnya!”

            Doh, ini suara berdenging terus di telinga. Suara-suara dalam batin itu keluar sekali lagi,

            “Makanya, kalo nulis itu dihayati. Gunakan hati, bukan logika saja! Jangan sok nganalisis. Selami dulu, pikiran-pikiran Tuhan. Baru, kau boleh menulis!”

 

            Gimana sih. Kapan selesai nulisnya? Jika ramai begini? Entahlah. Mugkin dia ada benarnya. Semua petaka yang melanda bangsa ini, tentu karena Tuhan sedang mengurus sesuatu bagi bangsa ini. Mengurus sesuatu yang lalai kagak diurus manusia dengan segala perangkatnya.

            “Betul itu mas!” sahut orang sebelahku lagi.

            “Loh, ngapain kamu masih duduk disini? aku lagi serius ini!” sentakku kesekian kali. Ni anak ribut terus wae. Nggak khusyuk jadinya.

            “La, iyya lo mas!” lanjutnya, “bisa jadi, Tuhan sedang menata alam yang sedang dirusak-rusak manusia. Tanah-tanah yang dirampas dari orang yang hak!”

            Aku melototinya tajam. Dia nyengir masam.

            “Gini, lo mas. Bangsa kita itu kaya sumber alam. Lah, kok dipake sakpenake dewe, ra didum-dum. Alam yang rusak itu, masih saja diekploitasi. Trus dimaem karepe dewe!”

Aku diam sejenak. Ada benarnya juga ni anak. Kita ini bangsa kaya raya. Tapi, rakyatnya penuh nestapa. Apa ini pembenahan langsung dari yang Maha? Artinya, alam sedang diolah lagi oleh-Nya menjadi baik kembali? Karena manusia makin melampaui batas?

Tiba-tiba aku teringat kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Nabi Musa muring-muring, gara-gara Nabi Khidir membocorkan perahu, membunuh seorang pemuda, dan membetulkan dinding rumah tanpa minta dibayar sepeserpun di sebuah negeri yang kikir dan bakhil. Aduhai, Tuhanku. Hamba-Mu ini terlalu lemah pemahaman. Maka, luaskanlah. Agar, kami memetik intisari pikiran-pikiran Engkau. Ya, Tuhanku. Aku hanya sedang ingin menyelami kearifan itu. Agar, kami kembali ke jalur yang baik lagi benar. []

Share:

5.29.2020

sepulang dari dua pertemuan laut apakah ia masih mengunyah nyala?

bagaimana mula Engkau mengawali denyut?
jika yang Kau pinta bungkam
Membekap hujan
di kepala?

serupa bara
sebelum gerimis

denyut ini
adalah segumpal

dari yang tergetar
dan
ber
putar

betapa temaram ini
memang berdentum-
dentum

tak sabar pulang
dari alang kepalang? (metabolisme2020)

Share:

Terbaru

Terbaru

Unordered List

Pages

Sample Text

Theme Support